SOKOGURU - Idul Adha adalah momen suci yang dirayakan umat Islam dengan melaksanakan ibadah qurban.
Apa makna di balik penyembelihan hewan qurban ini, dan bagaimana sejarah serta manfaat sosialnya bagi umat manusia?
Hari raya Idul Adha memiliki makna yang mendalam dalam ajaran Islam. Kata “Idul Adha” berasal dari gabungan kata ‘id dan adha.
‘Id merupakan bentuk kata kerja dari ‘aada-ya’uudu yang berarti kembali atau berulang, sementara adha berarti qurban.
Nama ini mencerminkan hari raya yang senantiasa hadir setiap tahun dan identik dengan ibadah qurban.
Baca Juga:
Tradisi Qurban dalam Islam
Pada setiap perayaan Idul Adha, umat Islam menjadikan momen ini sebagai waktu untuk menunaikan ibadah qurban.
Islam telah mensyariatkan penyembelihan hewan ternak sebagai bagian dari ritual ibadah.
Dalam Al-Qur’an terdapat ayat yang menyerukan umat Islam untuk berqurban sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT.
“Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (qurban)...” (QS Al-Hajj: 34).
Ibadah Qurban sebagai Simbol Pengorbanan
Lebih dari sekadar ritual, ibadah qurban adalah simbol pengorbanan dan keikhlasan.
Praktik ini telah ada jauh sebelum ayat suci diturunkan, sebagai bagian dari sejarah spiritual yang penuh nilai perjuangan.
Maka, qurban tidak hanya mengandung nilai religius, tetapi juga mengajarkan pentingnya nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.
Teladan Nabi Ibrahim dan Ismail
Perintah berqurban mengingatkan kita pada kisah Nabi Ibrahim yang rela mengorbankan putranya, Nabi Ismail, demi menaati perintah Allah.
Peristiwa ini mengandung hikmah besar bagi umat manusia tentang arti cinta sejati kepada Tuhan dan kepatuhan total terhadap perintah-Nya.
Baca Juga:
Qurban Sebagai Ekspresi Cinta kepada Allah
Pelajaran pertama dari qurban adalah bahwa cinta sejati hendaknya dicurahkan kepada Allah SWT.
Ibadah qurban menjadi salah satu bentuk wujud kasih dan cinta umat kepada Penciptanya atas segala nikmat dan karunia yang tiada henti.
“Sesungguhnya Kami telah memberikan karunia sangat banyak kepadamu, maka sholatlah untuk Tuhanmu dan sembelihlah qurban.” (Al-Kautsar: 1-2).
Mengikis Egoisme dan Meningkatkan Solidaritas
Ibadah qurban juga menjadi sarana untuk membunuh sifat egois dan sikap mementingkan diri sendiri.
Nabi Ibrahim menunjukkan keteladanan luar biasa dalam hal ini.
Semangat berqurban menumbuhkan rasa peduli terhadap sesama serta menumbuhkan solidaritas sosial dalam masyarakat.
Baca Juga:
Membantu Kaum Dhuafa dan Miskin
Perintah berqurban ditujukan bagi mereka yang mampu secara finansial.
Daging hewan qurban dibagikan kepada masyarakat yang membutuhkan, termasuk fakir miskin dan dhuafa.
Ini adalah wujud nyata dari ajaran Islam yang mendorong umat untuk saling membantu dan berbagi kebahagiaan.
Menjalin Ikatan Sosial di Masyarakat
Pembagian daging qurban bukan sekadar amal, tetapi juga sarana membangun koneksi sosial.
Tradisi ini dapat mempererat hubungan antarwarga, mengurangi ketimpangan sosial, serta menciptakan harmoni dalam kehidupan bermasyarakat yang saling mendukung.
Hewan Qurban Menjadi Saksi Amal
Salah satu keutamaan dari qurban adalah bahwa hewan yang disembelih akan menjadi saksi amal kebaikan seseorang di hari kiamat.
Setiap bagian tubuh hewan, dari tanduk hingga bulunya, akan menjadi bukti nyata amal ibadah pemiliknya di hadapan Allah.
“Sesungguhnya pada hari kiamat ia akan datang dengan tanduk-tanduknya, kuku-kukunya & bulu-bulunya...” [HR Ibnu Majah No 3117].
Keutamaan dan Balasan Pahala
Allah menjanjikan pahala yang luar biasa besar bagi mereka yang berqurban.
Setiap helai bulu dari hewan yang disembelih mengandung satu pahala. Nilai spiritual ini menjadi motivasi kuat bagi umat Islam untuk melaksanakan ibadah qurban dengan penuh keikhlasan.
Tradisi Qurban sebagai Warisan Nabi Ibrahim
Rasulullah SAW menjelaskan bahwa ibadah qurban merupakan sunah dari Nabi Ibrahim.
Para sahabat bertanya, “Apa yang kami peroleh dari ibadah ini?” Nabi menjawab, “Pada setiap bulunya ada satu kebaikan.”
Ini menunjukkan betapa tinggi nilai ibadah qurban dalam pandangan Islam.
“Pada setiap bulu ada satu kebaikan.” [HR. Ibnu Majah No. 3127].
Hikmah Qurban di Era Modern
Dalam konteks kekinian, ibadah qurban tetap relevan sebagai pengingat pentingnya solidaritas dan kepedulian sosial.
Di tengah berbagai tantangan sosial dan ekonomi, semangat qurban menjadi jembatan untuk membantu sesama dan mempererat persaudaraan umat.
Ibadah qurban bukan sekadar ritual tahunan, tetapi mengandung nilai-nilai luhur tentang pengorbanan, cinta kepada Tuhan, dan kepedulian sosial.
Mari jadikan Idul Adha sebagai momentum memperkuat iman dan memperluas manfaat bagi sesama. Sudahkah Anda menyiapkan qurban terbaik tahun ini? (*)